SEMARANG, KOMPAS - Pengidap human immunodeficiency virus atau HIV bisa berkeluarga dan memiliki anak secara normal tanpa harus takut virus menular lewat proses reproduksi. Dengan voluntary consulting and testing atau VCT, mengonsumsi antiretroviral virus atau ARV, dan pengukuran masa subur, penularan HIV bisa dicegah.
”Dengan VCT dan pemakaian obat ARV secara teratur dan sesuai dosis yang ditetapkan, risiko penularan HIV saat hubungan seksual dapat dihindari,” kata Kepala Sub-unit Penyakit Menular Seksual dan AIDS Departemen Kesehatan Sigit Priyohutomo di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/4).
Sigit mengatakan hal itu dalam Seminar Nasional Manajemen Kasus HIV/AIDS dalam Transfusi yang diadakan Palang Merah Indonesia Cabang Kota Semarang dan Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah. Pembicara lain dalam seminar ini adalah dosen Jurusan Forensik Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Gatot Suharto.
Lebih lanjut Sigit mengatakan, hubungan seksual berpeluang 0,1 persen menularkan HIV. Apabila pengidap HIV ingin menikah dan memiliki anak secara normal, VCT dan pemakaian obat ARV bisa dilakukan.
Apabila istri mengidap HIV, sedangkan suami tidak, hubungan seksual untuk menghasilkan keturunan bisa dilakukan saat masa subur. Untuk mencegah penularan HIV dari ibu pengidap ke anak yang akan dilahirkan, proses kelahiran harus melalui operasi, tidak dengan cara alami.
Ibu bisa tetap memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif selama tiga bulan setelah kelahiran bayi dengan pengawasan dokter. Apabila suami mengidap HIV, sedangkan istri tidak, cara mendapat keturunan adalah dengan inseminasi. (A08)
(dari :http://cetak.kompas.com)
2 komentar:
terimakasih infonya yaaa
wow berharga sekali infonya
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya