Every thought and emotion affects your health. A holistic health approach encompasses treating the whole person: the body, mind, emotions and spirit. Traditional cultures have known for thousands of years that these aspects are intimately connected. Every food we eat, every thought we entertain, every emotion we feel and every interaction we experience impacts overall health.

Kamis, 21 Agustus 2008

Dampak permainan video game untuk kesehatan

Tulisan ini memberikan informasi mengenai pengaruh negatif yang dihasilkan dari terlalu banyak bermain video game yang sekarang ini sangat mengganggu anak-anak kita. Mengganggu aktivitas belajarnya, mengganggu kesehatannya, dan terlebih lagi akan mengganggu masa depan mereka kelak.

Sebagai orang tua yang sangat sayang terhadap anak-anaknya, tentu kita semua ingin memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita. Untuk pendidikannya di masa depan. Kita tentu ingin melihat mereka berhasil meraih cita-citanya, meraih impiannya, berpendidikan tinggi, dan lain sebagainya. Tapi, apalah daya kita. Yang kita lihat sekarang ini, masa-masa mereka teracuni. Teracuni oleh kecanggihan teknologi, utamanya video game.

Video game seolah membunuh masa depan anak-anak kita. Bagaimana tidak, video game seperti plastation, x-box, nintendo, dan lain sebagainya sekarang sudah menjadi konsumsi utama bagi anak-anak kita. Layaknya makanan catering, video game telah direntalkan. Yang mana ketika anak membutuhkan, mereka akan segera mencari untuk mengenyangkan nafsunya bermain game. Apalah jadinya jika di dalam kehidupan mereka, yang dipikirkan hanya video game saja? Dimana pelajaran-pelajaran mereka? Tentu kita semua tidak ingin mereka jadi tinggal kelas karena tidak memperhatikan pelajarannya dan hanya memikirkan video saja.

Di dalam keasikan anak-anak kita bermain video game, kita tidak menyadari kalau mereka sebenarnya terganggu. Terganggu pendidikannya, terganggu kesehatannya, bahkan terganggu psikologisnya.

- Dampak pada aspek pendidikan,

video game telah membius anak-anak dengan permainan-permainan yang sangat menarik, menantang dan membuat penasaran. Anak-anak tidak jarang membahas video game favoritnya, di rumah bahkan di sekolah bersama teman-temannya. Apalah jadinya jika telah menjadi seperti ini? Tentu mereka tidak bisa lagi belajar. Konsentrasi mereka buyar. Apalagi jika adegan-adegan atau permainan-permainan game yang menantang dan membuat penasaran. Tentu akan menjadikan anak terus membayang-bayangkan permainan itu. terus mencari-cari solusi bagaimana cara menemukan teknik agar dapat menyelesaikan permainannya itu dengan score yang tinggi.

Menurut Mohammad Fauzil Adhim, dalam artikelnya, berpendapat bahwa anak yang gemar bermain video game adalah anak yang sangat menyukai tantangan. Anak-anak ini cenderung tidak menyukai rangsangan yang daya tariknya lemah, monoton, tidak menantang, dan lamban. Hal ini setidaknya berakibat pada proses belajar akademis. Suasana kelas seolah-olah merupakan penjara bagi jiwanya. Tubuhnya ada di kelas tetapi pikiran, rasa penasaran, dan keinginannya ada di video game. Sepertinya sedang belajar, tetapi pikirannya sibuk mengolah bayang-bayang game yang mendebarkan. Kadangkala anak juga jadi malas belajar atau sering membolos sekolah hanya untuk bermain game.

- Dampak pada aspek kesehatan.

Bermain video game juga berpengaruh buruk bagi kesehatan anak. Sudah menjadi pengetahuan lazim kita bahwa keseringan bermain game atau berhadapan dengan layar televisi akan merusak mata anak. Sekalipun sekarang telah diciptakan layar tambahan yang dipasang di depan layar televisi, tapi tetap diprediksi radiasinya masih terpancar keluar sehingga mata anak tetap beresiko terganggu. Selain mata rusak, juga mengganggu sendi-sendi tulang anak yang kebanyakan duduk bermain game. Utamanya sangat mengganggu bagi anak pecandu video game. Seperti penelitian Griffiths bahwa pada anak usia awal belasan tahun menunjukkan hampir sepertiga waktu digunakan anak untuk bermain video game setiap hari. ”yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 7%-nya bermain paling sedikit selama 30 jam per minggu”. Bisa dibayangkan, selama itu anak kita hanya duduk sehingga memberikan dampak pada sendi-sendi tulangnya. Seperti dikemukakan Rab. A.B., di London terhadap fenomena ’Repetitive Strain Injury’ (RSI) yang melanda anak berusia tujuh tahun. Penyakit ini semacam nyeri sendi yang menyerang anak-anak pecandu video game. Jika tidak ditangani secara serius dampak yang terparah adalah menyebabkan kecacatan pada anak. Hal semacam inilah yang seharusnya patut kita perhatikan. Adapun akibat dari kebanyakan bermain game, khayalan anak semakin menggila. Ingin mendapatkan solusi penasarannya dalam bermain game yang bahkan terbawa mimpi. Sehingga ia tidak bisa tidur nyenyak dan terbangun di malam hari. Dan hal ini mengakibatkan anak kurang tidur.

- Dampak pada aspek psikologisnya.

Berjam-jam duduk untuk bermain video game berdampak juga pada keadaan psikis anak. Anak dapat berperilaku pasif atau sebaliknya anak akan bertindak sangat aktif atau agresif. Perilaku pasif yang biasa muncul adalah anak jadi apatis dengan lingkungan sekitar, kehidupan sosialisasi anak agak sedikit terganggu karena anak jauh lebih senang bermain dengan game-gamenya daripada bergaul dengan teman-temannya. Bahkan bersikap pasif terhadap orang tuanya. Video game dapat juga menyebabkan anak dapat berperilaku aktif bahkan bisa agresif. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh game-game yang dewasa ini banyak menghadirkan kekerasan seperti game ’smack down’. Dalam waktu selama itu anak hanya berinteraksi dengan kekerasan, gambar yang bergerak cepat, ancaman yang setiap detik selalu bertambah besar, serta dorongan untuk membunuh secepat-cepatnya. Menurut Fauzil Adhim, anak mengembangkan naluri membunuh yang impulsif, sadis dan ngawur. Bahkan jika dalam game-game yang melibatkan persaingan, anak-anak kita cenderung memiliki tabiat kompetitif yang selalu ingin menang sendiri. Atau tidak puas jika tidak mengalahkan musuh. Sangat mengerikan sekali jika tidak ada kontrol dari orang tua untuk menyikapi hal tersebut.

Kita masih punya kesempatan untuk memberikan permainan-permainan yang lebih mendidik daripada playstation atau video game-video game lainnya. Sehingga masa depan anak juga baik kemudian. Sebagaimana video animasi atau game yang mengajarkan bahasa Inggris atau film-film kartun tentang cerita-cerita agama, cerita fable, dongeng-dongeng cerdas dan lain sebagainya.

Sekian informasi mengenai dampak video game bagi anak. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan tentunya bagi masa depan anak kita kelak. Sebagaimana orang bijak mengatakan bahwa ”Apa yang kita lakukan hari ini, akan menjadi jaminan di masa depan”. Apa yang anak kita kerjakan saat ini, akan menjadi jaminan di masa depan mereka. Jadi, hal-hal yang mendidikan pulalah yang menjadikan masa depan anak kita menjadi gemilang.


dalam inggris ngawur


This article gave information concerning the influence of the negative that was produced from too many played the video game that now is very annoying our children. Disrupted his studying activity, disrupted his health, and at first still will disrupt their future in the future.


As parents that really love against his children, certainly all of us want to gave that was best to our children. For his education in the future. We certainly wanted to see them succeeded in gaining his feelings, gained his dream, educated high, et cetera. But, what our power. That is seen by us now, their periods were poisoned. Poisoned by the sophistication of technology, especially the video game.

The video game appeared to kill our children's future. How not, the video game like plastation, x-box, nintendo, et cetera now has become main consumption for our children. Be proper for food catering, the video game has direntalkan. Whichever when the child needed, they will immediately search to satisfy his desire played games. What the outcome was if in their life, that was thought about only videos game then? Where their lessons? Certainly all of us did not want them to be still remaining at the class because of not paying attention to his lesson and only thought about the video then.


In our children's preoccupation played the video game, we did not realise if they in fact was disturbed. Disturbed by his education, was disturbed by his health, in fact was disturbed psychological him.


  • the Impact on the aspect of education,

    The video game drugged children with very interesting games, defiant and made was curious. Rare children did not discuss the video game his favourite, in the house even in the school together his friends. What the outcome was if became like this? Certainly they could not still study. Their concentration ran. Moreover if scenes or games game that was defiant and made was curious. Certainly will make the child continue to imagine the game. Continued to seek the solution how to find the technique in order to be able to complete his game with score that was high. According to Mohammad Fauzil Adhim, in his article, believe that the child who liked to play the video game was the child who really liked the challenge. These children tended to not like the stimulus that his attraction was weak, monotonous, did not challenge, and slow. This at least resulted in the studying process academic. The atmosphere of the class seemed to be the prison for his spirit. His body was in the class but thoughts, the curious feeling, and his wish were in the video game. Apparently was studying,

  • - the Impact on the aspect of the health. Played the video game also influential bad for the health of the child. Has become our usual knowledge that the frequency played games or was faced with the television screen will damage the child's eyes. Although now was created by the additional screen that was installed in front of the television screen, but continued to be predicted his radiation still terpancar went out so as the child's eyes stayed risky was disturbed. Apart from the broken eyes, also disrupted the foundations of the child's bones that most sat played games. Especially very annoying for the child of the video addict game. Like the Griffiths research that to the age child of early teenage showed almost a third of the time was used by the child to play the video game every day. ”yang more worrying, around 7% him playing at least for 30 hours per minggu”. Could be imagined, during that our child only sat so as to give the impact on the foundations of his bones. As being raised by Rab. A.B., in London towards the phenomenon of ’Repetitive Strain Injury’ (RSI) that struck the child was seven years old. This illness of a kind of foundation pain

1 komentar:

Anonim mengatakan...

padahal hobiku bermain game

Posting Komentar

Terimakasih atas komentarnya